Climate Justice Forum
19-20 Juni 2023 – telah dilaksanakan Pertemuan Anggota Forum Keadilan Iklim (Climate Justice Forum) yang berasal dari Indonesia. Berlangsung di Kantor KN-LWF, Jl. Sutomo, Pematang Siantar, pertemuan ini menjadi salah satu aksi transformasi gereja-gereja LWF untuk mengajak dan mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca secara drastis, meningkatkan efisiensi energi, serta konservasi dan restorasi hutan dan lahan. Demikian pula, ada kebutuhan akan tindakan pembangunan yang berketahanan perubahan iklim. Pada satu sisi, hal ini untuk memastikan adaptasi berkelanjutan dan di sisi lain memungkinkan tindakan untuk melindungi iklim dengan proses alami dengan maksud untuk memberi manfaat bagi masyarakat. Gereja-gereja anggota LWF berkomitmen untuk dapat memperkuat upaya keadilan iklim, mengadvokasi aksi iklim di semua tingkatan dan berkontribusi pada adaptasi dan mitigasi perubahan iklim terutama yang berdampak buruk dan luas di negara-negara rentan. Kegiatan ini dihadiri oleh anggota forum yang menjadi perwakilan dari gereja anggota LWF. Pada pertemuan ini, Elena Cedillo (LWF Geneva) dan Angelious Michael (Climate Justice Forum India) hadir bersama-sama untuk memfasilitasi peserta dalam merumuskan aksi forum keadilan iklim di Indonesia.
Elena Cedillo menjelaskan tentang bagaimana Keadilan Iklim harus dituntut dan dilaksanakan di berbagai negara yang rentan atas dampak buruk perubahan iklim. LWF berkontribusi dan turut berusaha mengajak 150 anggota LWF di seluruh dunia untuk mewujudkan keadilan iklim. Elena menjelaskan, “untuk dapat mencapai keadilan iklim yang sesungguhnya, kita harus berhenti menggunakan energi Fosil dan secara pasti berinvestasi pada Energi Terbarukan, menerapkan gaya hidup berkelanjutan, menerapkan sistem pangan organik dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Dan salah satu cara utama untuk mencapai keadilan Iklim yaitu dengan melakukan advokasi. Untuk mencapai keadilan iklim, LWF, dan forum keadilan iklim melakukan strategi melalui kerangka kerja advokasi L2G2L (local to global, and back to local). Riset LWF (2021) sebesar 46% dari 150 anggota LWF di dunia sedang mengalami dampak buruk dari perubahan iklim dan membutuhkan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sesegera mungkin.
Para anggota forum juga memaparkan tentang permasalahan yang terjadi pada konteks lokal masing-masing disertai dengan rencana aksi yang sudah dirumuskan, antara lain penanaman dan perlindungan hutan mangrove di Pulau Nias, mengurangi penggunaan plastik, pertanian organik, daur ulang sampah, edukasi pemuda dalam peningkatan kesadaran pada bahaya perubahan iklim.
Pada sesi selanjutnya, Angelious Michael berbagi pengalaman dalam COP27, dan mendorong anggota forum untuk terlibat dalam aksi di COP 28 yang tahun ini berlangsung di Dubai, UEA. LWF mendorong pencapaian target 1.5Celcius dan mengajak seluruh anggota forum untuk menuntut dan mendukung pemerintah masing-masing untuk mencapai Nationally Determined Contribution (NDC) yang merupakan komitmen setiap negara terhadap Persetujuan Paris (Paris Agreement).
Pada akhir sesi, para peserta dibagi menjadi beberapa Grup/Kelompok untuk membahas tentang isu-isu terkini dengan rumusan rencana aksi keadilan iklim termasuk melakukan kerjasama dengan berbagai pihak terkait isu keadilan iklim. Anggota Forum berkomitmen untuk berkontribusi dalam aksi advokasi bersama, terutama menjelang COP 28 Dubai tahun ini.