Berkebun Organik

     Pada 15 Juni 2022, Komite Nasional Lutheran World Federation (KN-LWF) Indonesia, UEM, dan Aliansi Perempuan bersama Lingkungan (APuL) melakukan pelatihan ketahanan pangan – “Berkebun Organik” bertempat di Pematang Siantar. Pelatihan ini dilaksanakan di Gedung Lutheran Study Centre-KN-LWF di Pematang Siantar. Sangat mengejutkan dan sangat mengganggu bahwa menurut data Worldbank, terdapat hampir 193 juta orang di 53 negara yang mengalami krisis pangan. Hak asasi manusia atas pangan diakui dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia sebagai bagian dari hak atas standar hidup yang layak, dan diabadikan dalam Kovenan Internasional 1966 tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.
     Saat kita berdoa untuk makanan kita sehari-hari, kita tahu bahwa orang tidak dapat menjalani kehidupan yang penuh dengan martabat tanpa makanan yang cukup. Sementara akar penyebab kelaparan global dan kerawanan pangan kompleks disebabkan oleh konflik, termasuk perang, krisis iklim, pandemi COVID-19, kebijakan dan praktik pemerintah yang buruk, serta tekanan ekonomi, khususnya di daerah-daerah yang sudah sebelumnya juga sudah mengalami krisis kemanusiaan. Kita mengakui bahwa ada cukup makanan dan sumber daya di dunia untuk memberi makan semua orang; namun demikian, sistem dan struktur yang ada telah menyebabkan tingkat ketidaksetaraan dimana beberapa wilayah lebih dari yang mereka butuhkan dan yang lain sangat sedikit atau tidak sama sekali.
     Mengatasi akar penyebab krisis pangan global akan membutuhkan penanganan keserakahan, konsumsi berlebihan, produksi berlebih industri yang didorong oleh keuntungan dan mempromosikan pendekatan agroekologi yang melestarikan alam. Pada kata sambutannya Direktur KN-LWF Indonesia Pdt. Dedi Pardosi menegaskan bahwa melalui pelatihan ini, KN-LWF bersama UEM dan APuL mengajak semua pemangku kepentingan untuk menegaskan peran penting yang dimainkan perempuan dalam ancaman krisis pangan, dan mengecam bias sosial, undang-undang dan praktik diskriminatif yang menghalangi hak, akses, dan kemampuan perempuan untuk berkontribusi secara holistik. Di kesempatan yang sama, Berkatdo Saragih, Koordinator Program Human Rights dan Advocacy juga mendorong dan mendukung pemerintah untuk memprioritaskan sumber daya pada sistem pangan yang lebih berkelanjutan, dengan fokus pada pendekatan agroekologi yang mencakup fokus yang lebih kuat pada hak asasi manusia, keadilan, dan kepedulian terhadap ciptaan dalam kerangka pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Marilah kita berdiri dalam solidaritas dengan jutaan orang yang kelaparan dan menegaskan kembali komitmen KN-LWF untuk mengambil tindakan untuk meringankan penderitaan mereka, dan berdoa agar Tuhan menghibur mereka dan menyediakan bagi mereka.

Recent posts