Untitled design (6)

Kursus Online Teologi Lutheran

Suatu gereja sejatinya menunjukkan Identitasnya sebagai ciri atau warna teologinya. Inilah yang terus digumuli oleh gereja-gereja anggota KN LWF dimana terus mendampingi gereja anggotanya untuk memperdalam Identitas Lutheran. Memang Luther tidak menginginkan keseragaman itu, namun untuk memperlihatkan identitasnya gereja-gereja dirasa perlu menggali kembali teologi Lutheran sebagai doktrin yang mengikat dan sebagai pedoman teologi yang berkembang dan ada saat ini.

Akan halnya kerinduan mahasiswa/i teologi dan pendeta tentang pengetahuan teologi/doktrin/ajaran Luther, maka KN LWF melalui Luther Study Centre (LSC) berkomitmen untuk mempromosikan kembali (re-promote) doktrin Lutheran yang mungkin telah lama dilupakan akibat perkembangan zaman. Kursus Online ini tidak sekedar mengulang sejarah ataupun ajaran Luther pada waktu lampu namun akan disesuaikan untuk waktu dan kondisi kini. Teologi tidak pernah berhenti pada zamannya. Teologi tetap mengalami perkembangan zaman. Reformasi Luther tentulah memiliki makna dan relevansi hingga saat ini. Teologi Salib, Here I Stand, Catechismus Martin Luther; Teologia Dua Kerajaan; 5 Sola’s dan masih banyak yang lainnya.

Namun Kursus On line ini tidak mengajarkan keseluruhannya. Beberapa hal yang sangat relevan untuk kondisi kini, itulah yang ditampilkan oleh LSC melalui kursus online ini. Sehingga peserta dapat dibantu untuk mendalami kembali serta mengaplikasikan teologi Luther pada zaman kini.

Dalam situasi Pandemi Covid-19 ini dimana social distancing, menjauhkan kerumunan, jaga kebersihan,  tinggal – kerja – sekolah  dan beribadah di rumah menjadi budaya baru, teologia pun mengalami re-form (perubahan bentuk). Contoh: Makna Ibadah; Gereja; Perjamuan Kudus atau Baptis Kudus perlu dipahami kembali oleh pelayan dan warga jemaat sehingga kekristenan itu semakin bermakna dalam kehidupan sehari-hari warga jemaat.

Oleh karena itu Lutheran Study Centre (LSC) menghadirkan pendidikan teologis melalui Kursus Online Teologi Lutheran. Peserta menggunakan konferensi aplikasi zoom langsung berbasis web. Para pengajar yang setia dan memiliki dedikasi penuh menuntun peserta secara mendalam ke dalam teologi Lutheran. Peserta yang mengikuti kursus online ini dapat langsung menggunakan apa yang dipelajarinya dalam kehidupan, keluarga, dan jemaat mereka. LSC memberikan pendidikan teologi Lutheran yang nyata kepada peserta, dengan cara yang mudah diakses dan terjangkau. Ini memungkinkan peserta untuk tetap melakukan pelayanan di jemaat tanpa harus meninggalkan pelayanannya.

Kursus teologi Online ini mengambil 5 Modul dimana masing-masing Modul diisi dengan 2 kali pertemuan. Kursus ini diselenggarakan atas kerjasama LSC – KN LWF dengan Sekolah Teologia yang memiliki akreditasi. Penyelenggaraannya dimulai sejak pertengahan Juli sampai September 2020.

Metodologi yang dipakai adalah Tutorial; diskusi dan sharing pengalaman pelayanan.

Peserta yang mengikuti Kursus Teologi Online ini adalah mahasiswa teologi dan juga para pendeta yang berminat dan memiliki komitmen untuk memperdalam Teologi Lutheran.

Tujuan

  • Memperlengkapi peserta akan teologi Luther yang relevan untuk kondisi kini
  • Memperjelas Identitas Lutheran dalam pelayanan seperti Ibadah, khotbah, pelayanan sakramen, dll.
  • Menghidupi teologi Luther dan Reformasi yang bermakna sampai saat kini.

Kurikulum

Setiap sesi mencakup tujuan pembelajaran dan informasi persiapan peserta. Sangat penting bagi peserta untuk meninjau tujuan pembelajaran dan mengikuti tutorial Pengajar terlebih dahulu sehingga peserta dapat berinteraksi (mengajar dan belajar) kreatif untuk memperluas wawasan teologinya. Masing-masing Modul terdiri atas 2 kali pertemuan dengan durasi waktu masing-masing 90 menit.

Peserta yang mengikuti sebanyak 50 orang.

Module 1: Teologi Salib

Oleh: Pdt. Dr Deddy Fajar Purba

Dosen STT Abdi Sabda

Position Paper

  • Reformasi Martin Luther telah diterima dan dirasakan oleh gereja-gereja sejak 503 tahun lalu. Jelas latar belakang dan sosial pada zaman Martin Luther adalah pertanian. Sementara perkembangan zaman kini banyak dipengaruhi oleh materialisme. Masih relevankah pengajaran Martin Luther untuk saat ini?
  • Salah satu teologi yang dikumandangkan oleh Martin Luther adalah Teologi Salib. Bagaimanakah iman percaya warga jemaat bertumbuh dalam terang teologi ini?
  • Memperdalam tentang teologia Salib, makna dan hubungannya dengan kehidupan umat percaya.
  • Mempromosikan Salib sebagai salah satu lambang yang perlu dimiliki oleh umat Kristen.

 

Module 2: Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus

By Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing

Ephorus HKBP

Position Paper:

  • Mendeskripsikan mengapa Luther memilih hanya Baptisan dan Perjamuan Kudus sebagai sakramen.
  • Memperdalam makna dan manfaat  Baptisan dan Perjamuan Kudus dalam kehidupan Kristen menurut Martin Luther.
  • Memberikan pemahaman kepada peserta kapankah seorang Kristen dapat menerima Baptisan dan Perjamuan Kudus?. Dapatkah Baptisan dan Perjamuan Kudus dilakukan secara virtual? Mengapa?

Module 3:  Lima Sola’s DalamTeologi Kristen Lutheran

Oleh Pdt. Dr. Martongo Sitinjak

Kepala Departemen Koinonia HKBP

  • Memaparkan pemahaman gereja-gereja akan 3 Sola’s tanpa mengikutsertakan Sola Kristi dan Soli Deo Gloria sebagai bagian dari ajaran Luther.
  • Memperjelas mengapa Sola Kristi dan Soli Deo Gloria menjadi kesatuan yang penting dalam ajaran Luther.
  • Mengangkat kembali makna 5 Sila dalam kehidupan pelayanan dan kekristenan di Indonesia.
  • Memberi pemahaman yang benar antara Apa Kata Kitab Suci dan Apa Kata Tuhan dalam pelayanan dan kehidupan sehari-hari.

 

Module 4: Law and Gospel

Oleh: Pdt. Dr. Rospita Siahaan

Dosen STT HKBP

Position Paper:

  • Law and Gospel seakan bertolak belakang satu dan lainnya. Banyak orang memahami Law berdasarkan  PL dan Gospel berdasarkan PB. Hal ini inilah yang perlu diluruskan kembali.
  • Memperdalam pemahaman hubungan Law dan Gospel serta makna perbedaan yang ditimbulkannya.
  • Mendeskripsikan Law dan Gospel untuk dihidupi dalam khotbah, pengajaran bahkan konseling pelayanan gereja.

 

Module 5: Justification by faith 

Oleh: Pdt. Elvilina Hulu, M.Th

Dosen dan Ketua STT BNKP Sunderman

Position Paper:

  • Pembenaran oleh Iman (Justification by Faith) seakan otoritas Tuhan tanpa adanya pemilihan dari manusia. Benarkah demikian? Apakah Tuhan memperlengkapi manusia dengan kehendak bebas?
  • Memaparkan pemahaman tentang kehendak bebas manusia yang sebenarnya atau perbudakan kehendak bebas.
  • Memperdalam mengapa Luther mengungkapkan Justification by Faith sebagai salah satu ajarannya.
  • Mengembalikan Justification by Faith dalam kehidupan pelayanan. Hasil akhir pelayanan bukan untuk memuliakan manusia tetapi Kemuliaan Tuhan. Pelayanan bukan melakukan kehendak manusia (target) tetapi melakukan kehendak Tuhan.

Sumber Utama:

Luther’s Works Volumes 1 – 55 (Volumes 1 – 55)

Luther’s Small Catechism With Explanation, Concordia Publishing House, 1st edition, 2008

Concordia: The Lutheran Confessions-A Reader’s Edition of the Book of Concord – 2nd edition by Concordia Publishing House

Feedback

Pdt. Irene Rajagukguk

Pembahasan tentang Teologi Luther sepertinya menjadi fokus diskusi teologis di HKBP belakangan ini. Meskipun pada dasarnya penerapan pendidikan iman bagi seluruh warga jemaat HKBP yang menjalani tahapan inisiasi telah sekian lama menggunakan Katekismus Martin Luther, namun sepertinya masih ada keraguan dalam benak para teolog dan juga pendeta HKBP tentang dasar pijakan teologi dalam tradisi gereja HKBP. 

Namun pada dasarnya sebagai peserta dalam Kursus Online Teologi ini hanya dapat berharap bagaimana agar ajaran Teologi Luther ‘membumi’ dalam konteks kehidupan gereja HKBP yang tak dapat dipungkiri berada dalam konteks budaya Batak, juga dalam negara dengan penduduk yang majemuk, dan seperti yang kita ketahui bersama zaman sekarang ini yang adalah era digital. Teologi Lutheran harus mampu masuk dalam dialog antara teologi dan interkultural, teologi dan mistis, bahkan teologi dan isu-isu seperti disabilitas, feminis, LGBT, dan rasisme. Dengan demikian, buku-buku teologi dalam tradisi Lutheran tidak lagi hanya sebagai pengukur sesuatu itu sesuai moral, etika, atau berbicara dosa melulu. Dengan demikian, teologi Lutheran tetap dapat up date dalam segala zaman dan hadir merespon kasus-kasus yang terjadi dalam pergumulan gereja. Terima kasih kepada semua Pembicara dan fasilitator, terlebih kepada LSC Indonesia. Harapan saya agar dilanjutkan lagi pada tahun 2021.

Josua Valentino Hutagalung, S.Th

Seandainya Luther masih hidup ia juga tidak ingin bahwa ia dikatakan Lutheran. namun yang pasti apa yang ia tekankan tentang “Back To Bible” menjadi inti segala pengajarannya. Melihat di zaman saat ini banyak agama/ajaran yang mengaku ‘ajaran kristen’ namun masih menyimpang dari ajaran Alkitab itu sendiri. 

Terimaksih kepada KN-LWF yang telah menjadi wadah untuk mengigatkan kembali dan menegaskan betapa pentingnya memahami akan ajaran Luther dan  Bagaimana memahami Alkitab secara baik dan Benar. Alkitab menjadi Sumber Utama dalam Memahami dan Mengimani Ajaran Yesus oleh karena itu segala ajaran dan pengajaran harus “Back To Bible”.

Recent posts